September 5, 2016

My Pregnancy Journal : Menjelang Kelahiran Kani, Cahayu Kania Aryesti



Saya masih ingat sekali saat bulan Desember 2015, kami diinfokan oleh dokter dan bidan, hari perkiraan lahir Kani akan jatuh tanggal 16 atau 17 Agustus 2016.
Saya juga masih ingat, hari lahir Akta maju 2 minggu sebelum HPL, awalnya HPL awal Desember 2012, tapi Akta sudah lahir di 22 November 2012. 


Dan saya juga sering baca kalau anak kedua persalinannya akan lebih cepat daripada anak pertama :D. 

Jadi hari Sabtu, tanggal 6 Agustus, tepat 2 minggu sebelum kelahiran Kani, saya sudah otw ke Malang naik mobil bersama suami. Kami pergi jam 8 pagi dari Yogya ke Malang dengan bawaan yang sangat banyak dan yang (akhirnya) bisa dimasukan ke mobil super kami :D haha. Selama di perjalanan, saya berdoa supaya tidak ada halangan yang berarti, supaya ga ada kejadian seperti Akta dulu, ban mobil bocor 2x di tempat sepi, dan sampai Malang langsung persiapan lahiran, haha. Dan tau yang  terjadi? Mobil kami Alhamdulillah tidak mogok, tapi saat di jalan kami memilih jalan tol Solo-Sragen yang rupanya belum selesai, alias jalan masih JELEK, masih BERBATU, dan yang BERASPAL tidak ada RAMBU apapun. Akhirnya si mas jalan pelan pelan walau jalannya beraspal, tapi setelah menemui jalan berbatu kami segera belok ke perkampungan. Jalan tolnya memang sepi, tapi kalau kondisinya seperti itu sama saja kami berjalan di tengah kemacetan -_-. 


Efek perjalanan itu, saya jadi rutin mendapat kontraksi palsu yang nikmatnya subhanallah, hihi. Jarak kontraksi makin pendek, tapi jarak ke Malang masih jauuhh, sudah begitu di tengah jalan ada truk ngguling (truk terjatuh), alhamdulillahnya jarak kami dengan truk tidak begitu jauh, jadi masih bisa dilewati walaupun jalannya pelan pelan. Waktu dhuhur sudah terlewat, dan akhirnya masuk ke ashar tapi kami masih belum sampai di Malang, hihi, akhirnya mampir di SPBU yang (sesuai request) bersih, dan musholanya nyaman. Doa terjawab, tapi rupanya kontraksi yang makin aduhai, kondisi perjalanan yang aduhai pula mengakibatkan saya (sepertinya) kram punggung. Saya ga bisa ruku, ga bisa sujud, jadi saya solat sambil duduk.

Di jalan pun saya sudah latihan nafas perut terus, padahal posisi menuju Malang masih sangat jauh. Si mas dan Akta pun sudah kelaparan, tapi saya ngotot pokoknya harus cepet sampai di Malang, hehehe. Kontraksi palsu yang saya rasakan makin sering, dan ditambah dengan rasa 9 bulan yang tidak pernah saya rasakan lagi, yaitu MULES seperti orang MESTRUASI, deg deg deg, saya segera whatsapp bu Yesie, katanya yang penting kalau kontraksi ga teratur itu masih kontraksi palsu. Tiap kali kontraksi palsu datang, saya dan suami shalawatan aja, rekaman afirmasi bu Yesie juga mulai sering terdengar. Wajah suami sudah mulai cemas :D hehehe, pokoknya ini kayak mau lahiran deh !!!

Alhamdulillah setelah isya, kami sudah masuk ke kota Batu, saya afirmasi bayi supaya ditahan dulu, jangan keluar sekarang, bunda minta ijin buat bersih bersih diri, dan biar ayah istirahat. Dan TERKABUL. Sampai di rumah, saya langsung salim mama papa, dan disambut dengan pertanyaan dari orang rumah “ini mau langsung ke rumah sakit kayak jaman Akta dulu?” Hahahaha, saya jawab “Enggak. Jangan sekarang. Aku mau mandi aja pakai air panas”. Di kamar mandi saya mandi lamaaa sekali, rasanya enak banget otot otot yang mrengkel terkena air panas. Setelah mandi, saya langsung yoga pose child pose buat peregangan, tapi GAK BISA, huhu… saya coba tiduran di kasur, dan subhanallah saya ga bisa terlentang, hiks, kaku banget badannya dari atas ke bawah. 

Hari Minggu, tanggal 7 Agustus, belum ada tanda tanda adek bayi mau keluar, tanggal 8 Agustus juga belum ada dan akhirnya tanggal 9 Agustus, suami berangkat lagi ke Bekasi sambil nitip pesan “Dek, mau lahir sekarang atau besok, mau ada ayah atau enggak, gak papa, lancar dan selamat yaa”. Efeknya saya mau mewek :(( kan maunya ditemenin suami saat lahiran. Dan no sign until 12 August 2016… saya yang awalnya keep calm sudah ga bisa kalem lagi, kok ga lahir lahir sih deeek, hahaha, kalau sudah begitu saya  buka buka lagi materi WAMINAR yang membahas, intina kalau bayi belum lahir ga usah GALAU, hehe. Induksi alami pun dimulai, dari power walk tiap pagi, main gym ball, makan kiwi, makan durian, dan menuruti “pengennya” selama hamil, yaitu makan indomie (seijin suami, hihi aku istri solehah banget lah :P semua semua ijin suami #kibasjilbab). Tapi yaaa kalo adeknya belum mau keluar yaudah ga keluar :D.


To be continued…

3 comments:

  1. Nunggu kisah selanjutnya, si dedek rupanya apa ya hihhi

    ReplyDelete
  2. Duh, aku baru mau ngalamin yang pertama kalinya nih mbak beberapa hari lagi *deg-deg-an* hehehe

    salam,
    kesya

    ReplyDelete

Biar aku bisa jalan jalan ke blogmu, silahkan tinggalkan komen di postingan ini yah