|
Assalamualaikum
Bismillah, Alhamdulillah,
Astaghfirullah, triwulan tahun 2020 kita semua mendapatkan cobaan besar, tidak
hanya untuk segelintir orang, tapi juga untuk seluruh dunia, COVID 19. Sungguh saat
ada virus ini, saya dibuat shock, saya sempat tidak bisa tidur saking
kepikirannya tentang hidup saya dan anak anak. Alhamdulillahnya saya ingat
perkataan salah satu ulama, kita di dunia itu ya buat persiapan mati, menuju
mati itu macam macam. Iyaa saya paham pasti akan mati, tapi anak anak gimana. Astaghfirullah
maafkan saya ya Allah, lupa akan kuasamu tentang rejeki. Insya Allah rejeki
sudah diatur olehMu.
Awal pandemi saya berasa orang
paling malang, bagaimana tidak, keadaan saat itu si mbak tiba tiba harus
pulang, bahkan rencana resign. Di sisi lain sekolah anak anak tutup semua,
semua bilang nanti kita WFH tapi kenyataannya di kantor saya tidak mendapat
jadwal WFH, kalaupun ada 1 kali 1 minggu. Sudah gitu suami juga di luar kota,
posisi kami yang LDM tentu cukup sulit ketika seluruh transportasi umum ditutup,
belum lagi lockdown dari segala arah. Mau nangis rasanya hati saya seolah
tertutup dengan semua doa dari orang yang saya curhati, ngeluh ke manusia sudah,
ngeluh ke Allah yang lupa.
Masya Allah, sampai sekarang
masih tidak percaya, kalau bisa melewati itu semua walaupun pakai hati yang
lelah, raga yang capek. Masya Allah
Alhamdulillah, kekuatan doa, dan kalau kata temen “wes yakin wae semua
sudah diatur Allah. Jalanin semuanya aja”. Pada saat itu akhirnya suami
bolak balik Cirebon Jogja pakai kendaraan pribadi, jaga anak anak sambil kerja
di rumah 1 minggu, kemudian gantian sama saya 1 minggu, begitu terus nyaris
1.5-2 bulan kami jalani. Semua kami jalani bersama, jujur saya terharu suami
mau bolak balik untuk anak anak. Karena di awal saya merasa sendirian, ga ada
yang bantuin, suami juga diluar kota.
Dan Alhamdulillah si mbak gajadi resign,
oleh anaknya masih diijinkan bekerja maksimal 1 tahun lagi di tempat kami.
Bersyukur tiada henti kami ucapkan ke gusti Allah, anak anak pun lega mbak
tidak jadi resign, iyaa mbak di rumah sudah 4 tahun membantu saya di rumah,
pasti kami semua sedih ketika dia resign.
COVID ini memang ajaib, ukurannya kecil
tapi mampu membuat semua orang bergidik ngeri, tapi mau tidak mau semua pembiasaan baru dimulai. Dia memang
mengerikan, tapi dia mengajarkan saya untuk tetap sabar dengan anak anak di
rumah selama daring, hehe. Dia memang kecil, tapi kekuatannya yang besar
mengingatkan saya bahwa Gusti Allah masih ada menolong kami. Allah MAHA BESAR.
Semoga Allah jaga keluarga kecil dan
keluarga besar kami
Mengijinkan kami bertemu kembali besok
bersama sama secara fisik dan batin.
Aamiin