March 30, 2017

Berwisata Asyik ke Pekanbaru dengan Batik Air



Minggu kemarin, kami sekeluarga memanfaatkan long weekend di bulan Maret untuk mudik ke Malang. Aahh senang rasanya, bisa pulang ke rumah lagi setelah beberapa bulan ini hectic sama kerjaan, hihi. Dan ini adalah pertama kalinya dek Kani pergi keluar kota setelah melewati masa MPASI, gimana rasanya? Argh jangan ditanya !!! Hihi, karena akan ditulis di blogpost selanjutnya, hanya saja, berpergian dengan anak kecil yang rute perjalanannya cukup jauh karena menggunakan mobil selama 10-11 jam ternyata cukup melelahkan jiwa dan raga, tapi NAGIH ! Jadi bukannya kapok, tapi saya malah pengen ajak anak anak pergi lagi (dengan bapaknya tentu saja). 

Enaknya kemana ya?

Mmm… Kalau Riau gimana? Oke ga?  

Riau merupakan sebuah provinsi yang berada di Indonesia dan memiliki ibu kota Pekanbaru yang begitu kental dengan budaya Melayu. Banyak para wisatawan yang terfokus pada destinasi wisata asing sehingga melupakan bahwa Indonesia lebih banyak memiliki tempat-tempat wisata terbaik yang jauh lebih bagus dari luar negeri.

Salah satu provinsi yang juga memliki banyak destinasi wisata menarik dan belum banyak diketahui adalah Riau, lebih tepatnya kota Pekanbaru. Pekanbaru adalah salah satu lokasi wisata yang kaya akan budaya yang ada di Indonesia. Jadi kalau misalnya mau mengenalkan aneka budaya Indonesia ke anak anak, kayaknya cocok nih.
Setelah dicek, ada salah satu maskapai penerbangan yang melayani penerbangan ke Pekanbaru, yaitu Batik air. Batik air merupakan salah satu maskapai unggulan lokal yang sudah banyak memiliki jadwal penerbangan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kita, sebagai traveller akan dibawa terbang menggunakan maskapai penerbangan Batik air dengan fasilitas terbaik yang insya allah juga nyaman untuk anak anak. Untuk informasi pemesanan tiket pesawat Batik Air dengan harga terjangkau dan tanpa biaya tambahan silahkan kunjungi situs resmi Traveloka di https://www.traveloka.com/batik-air.

March 22, 2017

Pengalaman Dek Kani mengikuti tes OAE

Dulu, saat dek Kani lahir, saya dan suami manut manut saja untuk dilakukan seluruh pemeriksaan terkait adik bayi, salah satunya adalah TES OAE. Oiya, dulu Kani lahir di rumah sakit HERMINA Tangkubanperahu Malang. Balik lagi yah ke cerita, hasil tes OAE ini baru diberikan pada saya setelah Kani berumur 1 minggu. Mungkin, karena sudah SOP di hermina untuk bayi baru lahir akan dites OAE, hasil tes OAE keluar agak lama. 

Nah, sayangnya saya baru mengambil hasilnya saat Kani umur 1 bulan. Awalnya sih ga ada perasaan apa apa, karena saya yakin anak saya sehat walafiat (amin). Tapi saat hasil tes dibaca sama dsa, katanya saya harus cek ulang disaat Kani umur 3 bulan. Hah? Kenapakah? Ada yang salahkah? Mendengar hal itu, tanpa ada suami di samping saya berasa disamber geledek. Dengan cepat saya menguasai diri, berusaha tegar dan positif thingking. 

“Memang hasilnya gimana dok?”
“Saya kurang tau juga bu. Tes ini kan yang menjalankan dokter THT. Disini hanya ada tulisan untuk dilakukan cek ulang di umur 3 bulan” katanya sambil menunjukan hasil tes OAE Kani. 

Saya menelan ludah, disana tertulis jelas sel rambut apalah apalah. Hehe. Jujur saya takut, sepanjang pulang dari rumah sakit, Alhamdulillah Kani tidur, saya menyetir sambil berpikir keras, kira kira anak ini kenapaa. Tapi lagi lagi saya mengalihkan perhatian saya dari tes OAE itu. Saya ingat, dulu saat tes TORCH di kehamilan Akta, saya sudah shock duluan karena sok bisa baca hasil tes, yang saya kira bahaya ternyata malah bagus, kemudian saya sudah (hampir) nangis duluan di rumah sakit sendirian, saat ada dokter anak yang bilang kalo Akta itu bisa jadi kurang gizi atau bisa jadi ADB, karena saya sebagai emaknya sok tau kasih metode BLW, dan rupanya setelah dites lab, malah kondisi Akta (sangat) bagus dan ga kena ADB (karena pola makan saya yang tertib selama hamil). Dan di kejadian Kani ini, saya tidak mau lagi sok sok an pengen bisa baca tes OAE. Saya tutup hasil tes itu, saya masukan kembali ke amplop, dan tidak pernah saya buka lagi hingga hari minggu kemarin.