January 4, 2018

Menutup Akhir Tahun di Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran, Yogyakarta

GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN, YOGYAKARTA

Assalamualaikum 

YASH !!! akhir tahun 2017 kemarin, ditutup dengan naik gunung berdua bersama suami. Setelah sebelumnya kami berdua melipir ke kawah ijen di bulan Mei 2017, tanggal 31 Desember 2017 kemarin, kami naik ke gunung api purba Nglanggeran. Kenapa memilih kesana? Ga ada alasan apa apa sih, awalnya kami mau ke Kalibiru, tapi kita baru siap jam setengah 2 siang, setelah lihat rute di google maps, ah ternyata jauh dan lumayan padat, trus suami bilang “kita ke nglanggeran aja yuk”. Seperti biasa, saya makmum setia, iya iya aja yang penting makan siang dulu, hihi. 


Selo banget ya kami berdua? Alhamdulillah, kebetulan akhir tahun kemarin anak anak liburan di Malang, plis jangan ditanya, “kok tega anak anak ditinggal jalan jalan sendirian”, hehe, karena itu pilihan, dan tiap orang punya hak untuk memilih pilihannya sendiri #lagimalesjawab #siapajugayangmaunanya. Kemudian, rencananya sih kami mau jemput ke Malang, tapi ternyata omaopa pengen anter anak anak ke Jogja, sekalian kami semua ngumpul di Jogjakarta. Malam tahun baruan? Enggak kok, cuman mau memanfaatkan tanggal merah, dan saat malam tahun baru, kami malah bobo manis di rumah sekeluarga.

Jalan menuju gunung api purba Nglanggeran mulus banget, ga ada jalan berlubang maupun ga rata. Pas banget buat yang naik mobil atau bawa kendaraan roda dua. Dan yang terpenting, lokasi gunung ini ga sampe ke Wonosari, dari bukit bintang tinggal lurus sedikit trus belok kiri, jadi cocok banget buat yang males menghadapi macetnya rute Jogja Wonosari ketika long weekend #macamsaya. Sampai di lokasi, rupanya ga terlalu ramai sih, parkiran mobil juga termasuk kecil, parkiran motor juga ga besar, tapi manajemen wisatanya sudah rapi menurut saya. Untuk yang ingin bersama guide juga ada tarifnya sendiri, kurang lebih Rp 70.000, sedangkan untuk tarif tiket wisatawan lokal Rp 15.000. 


Jalan menuju puncak gunung Nglanggeran memang tidak terlalu curam, kebanyakan jalannya masih datar, terutama dari pintu masuk sampai pos 1. Pemandangan alamnya JOSS, ditambah dengan spot foto yang disediakan oleh pihak manajemen. Mereka tahu banget deh, salah satu tujuan wisatawan kesini ya foto foto. Spot fotonya lengkap, tertata, dan menarik, hiasan fosil dinosaurus di sepanjang jalan di tata dengan rapi. Ada telur dino, fosil dino, patung dino, sangkar burung, tangga untuk menaiki tebing, semuanya masih dalam keadaan bagus dan yang terpenting bersih. Eits jangan salah ya.. dinosaurus yang ada di spot foto itu bukan fosil dinosaurus asli ^^. Finish pos 1 ditandai dengan sampainya kita di Gunung Bagong. Sayang seribu sayaaang, suami hanya bawa lensa fix, ditambah awan sudah mulai mendung, jadi foto fotonya ga maksimal #pentingdong tapi alhamdulillahnya tidak turun hujan. 
ada dino BOBO !!!

sangkar burung

Awalnya saya sudah minta balik aja ke Embung Nglanggeran, tapi suami menawarkan lanjut ke pos 2 alias jalan sampai puncak. Nah disinilah kadang saya heran, kok mau maunya nge iyain suami buat naik hingga puncak. Kadang saya kalau naik gunung, sebel nanjaknya ga sampai sampai, nafas sampe terengah engah, kaki pegel, tapi ya tetep jalan aja, haha. Trus kalau sudah sampai puncak, duuh senengnya bukan main, menghirup udara segar alami, melihat pemandangan dari sisi yang berbeda, dan bersyukur alhamdulillah bisa sampai puncak, trus dalam hati ngomong “Pengen kesini lagi ah”. Dan ujung ujungnya kalau sudah jalan turun bilang “Aku ga mau diajak kesini lagi. CAPEK !” hahaha. Dulu pas kami naik ke kawah ijen pun saya gitu jugaaa, tapi nanti kalau diajak suami lagi mesti ikut lagi. 
 


Disana saya heran, ini dipelet suami apaan sih, manut banget sama suami. Hahahaa... PEACE !!! 

Rute perjalanan dari pos 1 ke pos 2 mulai menantang, jalannya mulai menanjak, sudah ga ada spot spot foto yang disediakan oleh pihak manajemen, jalannya juga mulai berbatu, apalagi kemarin sempat hujan, jadi jalan masih becek. Efek dari jarang olahraga mulai terasa, saya sudah terengah engah, tapi suami tetap maju ke depan, sambil senyum senyum. Pas ditanyain, kenapa senyum senyum??? Dijawab “Kan senyuman ayah itu penyemangatnya bunda” 

HAYAAAAHHH... pengen nglempar topi !!!! hahaha 

Sebenarnya, rute pendakian gunung Nglanggeran ini tidak terlalu panjang, karena memang gunung ini ga terlalu tinggi alias ketinggian sekitar 700 mdpl, tapi tetap saja untuk saya, semua pendakian gunung itu menantang. Sebelnya, naik gunung kemarin pake sandal, recehan sih alasannya, sebel sama suami, hihi, dianya nyuruh istrinya pakai sepatu biar bagus, eh malah dianya sendiri pakai sandal jepit dan ga pakai sepatu. LOL. Kami berdua mulai start pendakian sekitar jam 2 siang, dan sudah di puncak sekitar jam setengah 5 sore. Lama berhenti di pos 1, sekitar 15-20 menit, karena pemandangannya oke banget, dan masih galau (saya) mau lanjut ke pos 2 atau tidak. Di puncak, kami juga hanya 15-20 menit, karena harus segera turun mengejar solat ashar. Selain itu karena sudah terlanjur beli tiket nonton untuk film jam 7 malam. Kami juga harus masih menerjang macet long weekend di sepanjang piyungan-jogja (yang alhamdulillah masih macet wajar bukan yang sampai berhenti). 



anginnya kenceng banget di atas sini
Oiya, buat yang rencana tracking bawa anak bayi, lebih baik dipikirkan dulu aja, karena kemarin ada beberapa track yang bener bener sempit, naik tangga, dan hanya bisa dilewati 1 orang. Bersyukur sekali kemarin kami hanya berdua, coba bawa dek Kani, pasti kasihan, karena itu bukan tempatnya dia untuk liburan. Yang pasti, untuk yang berencana mendaki gunung api Nglanggeran, pasti bisa kok, karena memang gunung ini ga tinggi, secara lokasi mudah dijangkau, dan fasilitasnya sudah lumayan lengkap. 


Jadi, ada rencana naik ke gunung api ini? 


Selamat jalan jalan ^^



8 comments:

  1. Mau dong kapan-kapan ke gunung api purba. Suami saya demen banget tuh naik gunung.
    Kalo gunungnya termasuk ngga tinggi dan mbak juga nggak bawa carrier harusnya ga begitu capek lah ya hihihi... Lebih capek kan kalau sambil bawa barang bawaan berat, toh?

    ReplyDelete
  2. suka banget ih itu sama foto yang batu2 gedenya, keren.

    ReplyDelete
  3. Pengen juga sesekali saya jalan berdua gini ma suami :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo mak Kenai mah udah sering jalan sama suami kayaknyaa hehe

      Delete
  4. mba, ada lift aja nggak, bisa langusng sampai puncak? hehhehe

    ReplyDelete

Biar aku bisa jalan jalan ke blogmu, silahkan tinggalkan komen di postingan ini yah