November 16, 2017

Review Free Trial Kelas Robotic di Jogja



Assalamualaikum
Semalam, Akta ikut trial robotic class di Ambarukmo Plaza yang diadakan oleh Robotic Education Center. Sebenarnya sudah sejak lama, bunda pengen ikutin kakak kelas robotic ini, karena setahu bunda disini menerima anak mulai umur 4 tahun. Alasan yang lain ya karena ingin kakak punya kegiatan lain selain di rumah dan di sekolah. Yang kedua, energi Akta yang berlebih ini memang harus disalurkan di kegiatan yang lain. Sebelum di robotic, bunda sudah pernah mendaftarkan kakak di kelas sepatu roda di Bantul dan kelas renang di hotel Wisanti Jogja. Tapi dua duanya cuman bertahan 1 bulan. Kenapa? Untuk kelas renang, si kakak malah main sendiri, jadi teman temannya malah kepancing ikut main air. Sebenarnya sih wajar karena umur segitu lebih untuk pengenalan di dalam air, tapi kan teman temannya ada yang lebih besar daripada Akta, jadi kasian sama pelatihnya, hehe. Di kelas sepatu roda, Akta sih suka, tapi karena bunda kerja, jadi untuk kelas di weekday Akta belum bisa gabung, akibatnya progress Akta ga begitu kelihatan, saat berlatih pun jadi susah, karena teman teman yang lain sudah bisa kencang jalannya, akibatnya Akta sering latihan terakhir alias menunggu lintasan sepatu roda sudah selesai dipakai oleh teman temannya. Kan sayang banget ya 😔😔😔 hiks, maaf ya kak. Jadi kesimpulannya, lebih karena waktu bunda yang belum bisa maksimal untuk menemani kakak di aktivitas selain sekolah. Sedihnya... 
Nah yang kelas robotic ini, kemarin tanya ke miss nya, diinfo kalau kelas robotic hanya 1 pertemuan setiap minggunya ^^ aah senengnya bunda, apalagi ada kelas hari Sabtu dan Minggu. Kemudian kami daftar free trial sekalian Akta bisa lihat, kalau lego pun bisa berubah jadi robot yang bisa berjalan. Saat daftar free trial, kami diinfo untuk menunggu kurang lebih 30 menit, wah lama juga ya trialnya, dan bunda penasaran dong, ada apa sih di trialnya kok sampai lama. Dan terjawablah sudah saat giliran Akta sudah datang. Awalnya perkenalan seperti biasa, namanya siapa, dan kemudian Akta diberi selembar kertas warna warna lego, dan diminta menyebutkan warnanya. Tahap kedua, Akta disuruh menghitung titik yang ada di lego, saat itu 8 titik dan 6 titik. Selama dua tahap itu, Akta sudah mulai hilang fokusnya, mulai toleh kanan toleh kiri, lihat disampingnya ada anak yang umurnya lebih tua, sedang merakit lego yang lebih rumit, lihat di sisi kiri ada anak yang lebih muda daripada Akta dan baru saja menyelesaikan mosaic 2 dimensinya. 
Kertas lego yang diminta disebutkan warnanya
Bunda pun mulai sering menghela napas, hehe, awalnya sih cuek, karena biar miss nya yang berkomunikasi dengan Akta. Tapi lama lama kok Aktanya malah semakin kehilangan fokus, akhirnya bunda bantu dengan membisikan di telinga nya, “ayo kak, ada berapa titik? Dihitung” atau “Ayok..nanti bikin seperti itu juga kok, tapi punya kakak diselesaikan dulu ya”. Kemudian Akta ditawari untuk membuat mosaic 2 dimensi bentuk spongebob. Akta suka? Suka. Mau buat? Mau. Bisa? Bisa. Trus? Trus cuman bertahan beberapa menit, hahahaha. Bunda menghela nafas lagi.








Dan akhirnya, lego mosaic 2 dimensi pun kelar setelah kira kira 30-45 menit kemudian. Hihi, ternyata memang lama ya. Selama proses, bunda tanya ke miss nya,

kenapa sih kelas robotic belajarnya menggunakan lego?
Kemudian dijawab, karena memang di course  ini mereka menggunakan lego, bahkan untuk robot yang sudah menggunakan mesin, juga pakai lego, tapi tentunya jenis lego yang berbeda. 

Sayang, bunda tidak ada foto lego yang sudah jadi robot, karena saat itu hp nya dibuat video call sama ayah, biar ayah tau juga bentuk robotnya, hehe.
Jadi, setelah mosaic 2D spongebob sudah jadi, Akta pindah main di playground lego, dan saya surprise dia lebih bisa tenang untuk membangun bangunan sesuai imajinasinya sendiri. Saya tanya ke miss nya

Kok tadi saat trial dan dipandu menyusun bangunan, Akta mudah banget terdistraksi sama lingkungan ya? Tapi saat di playground lego, dia susah banget diajak pulang. Hehehe
Iya bu, beberapa anak ada yang seperti itu. Makanya, kadang beberapa kali pertama saat pertemuan awal, anak akan dibebaskan menyusun lego sesuai imajinasinya, tapi nanti seiring berjalan waktu akan diarahkan.
kata kakak ini mobil damkar


Hm...
Kalau menurut kalian (nanya ke pembaca, ciyeh) apa bagus yang seperti itu? Anak diarahkan sesuai buku panduan.
Kalau saya (lah kalo ada pendapat pribadi, kenapa nanya pendapat orang, haha) namanya anak pasti punya imajinasi sendiri. Ada yang punya imajinasi dalam bentuk gambar, cerita, mainan, tulisan, dan termasuk dalam hal bangunan (macam lego, morphun, magnatiles, dsb). Dan misalnya oleh sang orang tua anaknya diarahkan sesuai imajinasinya ya tidak salah dong ya ^^. Toh setelah kelas, anak tetap bisa berkemampuan sesuai imajinasinya. Misalnya di kelas lego yang sudah pakai mesin, kemarin ada robot gajah, burung, dan robot yang bunda gatau itu bentuk apa (hehe), itu kan berarti dalam membuat robot pun butuh imajinasi. 
kemudian bunda nanya lagi, 

pernah ada kejadian ga, ada anak yang tiba tiba bosan ikut kelas ini? 
Dan dijawab, pernah. Karena tipe anak beda beda, kadang untuk 1 level, ada maksimal cuti 2 bulan. Jadi kalau anak mau stop, ya tidak apa, karena nanti akan ada 1 titik anak ingin bermain lagi.  

Sepulangnya dari Amplas, bunda tanya ke kakak, mau gabung di kelas robotic lego, renang, atau sepatu roda? So far jawabannya masih sepatu roda dan robotic. Tapi kan kalau sepatu roda, waktunya masih belum cocok 😞. Seharusnya malah bunda ga kasih opsi sepatu roda ya kak. Kalau diskusi sama ayah, antara robotic dan renang kayaknya kurang apple to apple bila dibandingkan. Karena, renang lebih untuk ke motorik kasar, dan robotic ke motorik halus, walaupun dua duanya memang melatih konsentrasi Akta. 
Jadi...mengikutkan anak di semacam course atau kelas sesuai kesukaannya. Yay or Nay? 

Salam,
Rachma

info tambahan mengenai kelas robotic ini 
1 level berkisar selama 8 bulan. Lamanya waktu dalam 1 level berbeda pada setiap anak. Apabila ada anak bisa lebih cepat  belajar di level itu, maka dia bisa naik ke level selanjutnya melalui tes kelulusan. Menurut saya sih ini bisa jadi agar anak ga bosan di level itu, dan bisa lebih tertantang di level selanjutnya. Sedangkan untuk anak yang masih slow slow aja menikmati levelnya, juga tidak perlu merasa terpaksa untuk ikut ke level selanjutnya, toh 8 bulan itu lama. Untuk harga saya share dibawah ya ^^ #bukanpromosi




8 comments:

  1. Anakku seneng banget mainan lego. Tertarik juga sih buat masukkin ke kelas robotic. Tapi ntar dulu deh ngatur dananya dulu wkwkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, iya mbaaa.. masalah dana itu harus diatur jugaakk, soalnya keinginan segambreng ya :)

      Delete
  2. Di Semarang ada ni kelasnya, tapi jauuh dari rumah, huhu..menarik padahal ya..Alde mogok les renang juga..

    ReplyDelete
  3. disekolahan anak saya juga ada ekskul robotic mba, karena banyaknya anak cowo yang ikut, saya jadi urung mengikut sertakan anak saya karena anak saya perempuan, tapi pada dasarnya robotic bagus buat imajinasinya.

    untuk menyiasati, saya belikan lego buat dia main di rumah (eh ternyata harga legonya sendiri mahal ya -___-")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, ember mbaa.. mahal bangeet..mana kalo udah jago, minta partsnya yang mihil mihil :))

      Delete
  4. Menarik ya kalau ada kelas robotic gini. Anak-anak bisa berimajinasi dengan lego.

    ReplyDelete

Biar aku bisa jalan jalan ke blogmu, silahkan tinggalkan komen di postingan ini yah