Alhamdulillah, beberapa hari
kemarin akhirnya Akta lulus Iqra 1 di rumah. Kenapa saya bilang di rumah? Karena
Akta mengaji di 3 tempat, di PG, di rumah, dan di masjid perumahan. Loh, sudah
ngaji di banyak tempat kok malah bangga anaknya lulus Iqra 1? Haha, apapun
pencapaian Akta, saya bangga lah, dia juga masih berumur (hampir) 3.5 tahun. Perjuangan
menuju kelulusan Iqra 1 juga enggak mudah, terutama bagi saya, (Sesulit saya
membiasakan diri membawa Akta ke kamar mandi tiap sebelum tidur –emak emak males banget pokoknya !-). Di PG
sendiri, Akta masih iqra 1, apalagi di masjid perumahan, dia masih Iqra 1
halaman 3 yang huruf TA dan TSA’. Bukannya uztadzah nya tidak mau mengajari,
tapi Akta yang minta, setiap ngaji dia minta ngaji halaman 1 atau 2, yang
hurufnya besar besar, yang jaraknya lebar lebar, dan yang paling mudah ! alasannya?
Semakin cepat dia selesai ngaji, semakin cepat dia bisa main, padahal kadang
main sendirian, main lari lari atau sepedahan, atau kadang tidur tiduran aja di
masjid.
Awalnya, saya masih marah,
hehe, tapi lama lama saya capek sendiri kalo marah atau sebal, kata suami sih
masih untung Akta mau berangkat ngaji, yang penting dia mau berangkat, mau
ngaji, dsb. Dan saya pikir juga, untuk urusan agama, memang ga bisa dititipkan
ke orang lain, harus ke orang tua sendiri. Makanya saat kemarin Akta lulus Iqra
1, saya leganya bukan main, trus ngintip halaman pertama di Iqra 2 langsung
mikir, ini ngajarinnya gimanaa.. haha… BLANK ga ada gambaran. Saya aja ga ada
gambaran, apalagi Akta ya.
Hari pertama belajar Iqra 2,
saya bilang “Kakak, di Iqra 2 ini kita belajar tentang huruf huruf yang
bergabung. Jadi ketika huruf BA’ dan TA’ ini digabung, dia akan berubah bentuk”.
Kayaknya lancar yaaa ngajarinnya, padahal saya belibet milih kosakata sesuai
pemahamannya dia, hehehe, kalo BERGABUNG dan BERUBAH BENTUK pasti paham lah,
kayak power ranges gitu, LOL. Dan bisa diduga, Akta cuman melongo dengerin
penjelasan saya, akhirnya saya bacakan huruf itu satu persatu dan Akta mengikuti.
Setelah selesai kemudian dia main lagi.
Saya menghela nafas panjang,
ini gimana ngajarinnya T_T kadang disitu saya merasa gagal. Kalau biasanya kita
dengan mudah menemukan cara mengajari anak belajar di rumah dengan mudah ada di
google, tapi tidak dengan mengaji.
Besok malamnya, suasana hati
Akta sepertinya sangaaat bagus, dia tertib solat di masjid, di rumah juga
senyum senyum, dan ketika saya buka halaman pertama, dan mengatakan lagi. “Kita
coba ini lagi ya, yang bergabung, bismillaahirrahmanirrahim” kemudian saya
takjub, dia bisa membaca huruf hurufnya dengan lancar. Saya melongo, sampai mau
nangis, haha.. rasa senengnya beda sama perasaan ketika Akta bisa menyebutkan
warna-warna dengan benar. Selesai ngaji saya langsung telepon suami, cerita
kalau Akta hebat.
Tapi rupanya, untuk halaman
selanjutnya harus mengulang dari awal lagi. Yang halaman awal hanya gabungan 2
huruf hijaiyah, dihalaman 3 dan selanjutnya udah gabungan 3 huruf hijaiyah. Hahaha…
tantangan lagi, sampai semalam saya sudah menyerah. Kondisi badan memang lagi
ga fit, ditambah Akta ogah ogahan mengaji, saya sudah mau meledak. Akhirnya saya
bilang “Sudah hari ini ga usah ngaji dulu, kakak ngajinya juga gitu”. Akta langsung
menangis, dia takut saya marah (walaupun memang marah), “aku mau ngaji kok
mamaaa” katanya. Tapi saya sudah enggak kuat, saya tetap tutup buku Iqra, dan
mengajaknya mengulang hafalan surat, tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir. “Yuk hafalan
surat aja, kakak mau surat apa?” tau
jawabannya apa? “surat AL FATIHAH aja mama”. Surat yang paling gampang buat
dia, hahaha.
Kejadian semalam membuat mata
saya terbuka. Masih banyak yang harus diajarin, ga sekedar Iqra saja, jadi
bagaimana kalau saat Akta ogah ogahan Iqra, saya ajak dia menghafal surat,
berlatih solat, atau bercerita tentang sahabat nabi. Aah.. ternyata ada banyak
cara yang bisa dilakukan untuk mengajarkan agama pada anak selain iqra dan
salat wajib ^^
Semangat !!!
0 komentar:
Post a Comment
Biar aku bisa jalan jalan ke blogmu, silahkan tinggalkan komen di postingan ini yah