January 31, 2023

5 TIPS UTAMA UNTUK PARA DIGITAL SAVVY DALAM MENGELOLA KEUANGAN

 “Kak bayarnya pakai QRIS saja apakah bisa?” tanya salah satu konsumen di salah satu pusat perbelanjaan

“Kak, pengajuan auto debit reksadana bisa lewat mbangking kah? Jadi saya tidak perlu datang ke Bank” ketik salah satu netizen di kolom media social perusahan perbankan.

Siapa yang sering mendengar atau membaca beberapa kalimat di atas?

Saat ini penggunaan social media oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai tempat untuk bertanya mengenai informasi, bukanlah hal aneh. Begitupun dengan metode pembayaran QRIS yang ada di beberapa aplikasi keuangan pun makin merajalela di masyarakat, karena mudah, cepat, dan hanya diperlukan 1 gadget seukuran tangan untuk bisa melakukan transaksi apapun dan dimanapun.

Tidinae Kinda, salah satu Senior Economist di Asia and Pacific Department – IMF, menyajikan data di tahun 2018 yang menunjukan kondisi masyarakat Indonesia yang berada dalam momentum digital. Yakni sudah ada pergeseran pola pikir masyarakat yang sebelumnya berbelanja di toko menjadi belanja di ecommerce, pembayaran menggunakan uang kertas menjadi e money, atau transfer ataupun transaksi keuangan di BANK menjadi transaksi via Mobile Bangking.

Sumber : https://www.imf.org/external/lang/indonesian/np/blog/2018/022618i.pdf

DIGITAL SAVVY

Savvy, dalam Bahasa Inggris artinya kecerdasan. Digital savvy adalah sebutan untuk seseorang yang paham dan tahu cara menggunakan media digital, baik dalam mencari informasi, memecahkan masalah, dan menjalankan beberapa aktivitas kehidupan mereka secara online. Apabila dulu penggunaan media digital hanya sebatas pencarian google, maka sekarang sudah merambah mulai dari pusat informasi pekerjaan freelance, hingga sistem transaksi keuangan bisa dilakukan pencarian dengan kekuatan jempol.

Jumlah para digital savvy di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat di tahun 2021 masa pandemic COVID 19. Studi yang dilakukan oleh BTPN di tahun 2021 menunjukan bahwa adanya perubahan perilaku adaptasi finansial para digital savvy, seperti perubahan penggunaan transfer dari ATM ke mobile bangking, dsb. Bisa jadi adaptasi perilaku muncul karena dirasa lebih ringkas, dan efisien secara waktu maupun biaya.

Kemudahan transaksi finansial yang dirasakan oleh para digital savvy juga dapat dapat memicu mereka dalam membelanjakan dana yang dimiliki. Karena hanya dengan melihat e commerce, atau iklan di social media, mereka dapat melakukan transaksi dalam hitungan menit. Sehingga hal ini perlu diimbangi dengan literasi keuangan agar mereka bisa menggunakan dana keuangan dengan bijak.

LITERASI KEUANGAN UNTUK MASYARAKAT DIGITAL SAVVY

Literasi keuangan adalah pengetahuan yang memberikan keyakinan kepada masyarakat mengenai berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan oleh Lembaga keuangan untuk mencapai kondisi keuangan yang stabil. Tujuannya sudah pasti untuk membantu masyarakat mengelola keuangan mereka dengan cerdas. Apabila jeli, sebenarnya saat ini banyak aplikasi keuangan yang ditawarkan oleh Lembaga keuangan ke para digital savvy untuk mengelola keuangan mereka. Beberapa aplikasi milik Lembaga keuangan tersebut juga ada yang menawarkan pinjaman online. Sounds great ya ?  Namun, apabila para digital savvy tidak melek literasi keuangan bisa jadi kecanggihan dunia digital ini bisa membuat mereka pusing tujuh keliling.

Berikut beberapa tips untuk para digital savvy dalam mengelola keuangan :

1.     Buat list pengeluaran bulanan dan tahunan.

  • List pengeluaran bulanan misalnya untuk SPP anak, transpotasi harian, iuran RT, kebutuhan rumah tangga, atau apabila ada budgetnya bisa juga dianggarkan untuk jalan jalan bareng keluarga 1 bulan sekali.
  • List pengeluaran tahunan misalnya iuran Semesteran sekolah anak dan Pajak Kendaraan Bermotor.
  • Apabila kamu memiliki keinginan pembelian barang besar seperti tanah, rumah, mobil, emas batangan bisa juga dilist untuk dimasukan dalam budget bulanan.

2.     Bagi pendapatan sesuai dengan kemampuan masing masing.

Pembagian ini bisa 50% untuk kebutuhan rumah tangga, 30% untuk ditabung dan sisanya 20% untuk senang senang, seperti jalan jalan atau makan diluar bersama keluarga.

3.     Tanamkan prinsip seperti yang pernah saya dengar dari webinar keuangan Prita Ghozie, yakni SISIHKAN SEBAGIAN PENDAPATAN UNTUK DITABUNG BUKAN DISISAKAN. Selain itu perlu juga untuk kamu para digital savvy memiliki map financial journey.

4.     Apabila kamu termasuk dalam digital savvy yang memiliki penghasilan berlebih, bisa juga mengalokasikan dana ke dalam investasi. Bentuk investasinya sendiri bermacam macam, ada SBN Ritel, reksadana, emas batangan.

5.  Memanfaatkan beberapa fitur aplikasi keuangan yang ditawarkan beberapa Lembaga keuangan.

Apa sajakah itu? Banyak sekali, tergantung jenis aplikasi keuangan yang digunakan. Ada aplikasi yang menawarkan auto debit, pembelian reksa dana, ataupun pembayaran zakat penghasilan, dsb.

Dengan menerapkan beberapa langkah diatas semoga dapat membantu kamu untuk lebih ketat dalam mengelola keuangan, karena dengan mengetahui apa saja kebutuhan kita, akan mempermudah kita untuk membuat map financial journey

Jangan lupa untuk selalu sediakan dana zakat dan membahagiakan keluarga, tidak perlu mewah tapi cukup untuk membuat mereka tersenyum. Sebab kita bekerja untuk diri sendiri dan keluarga bukan?

Good Luck para Digital Savvy !

1 comment:

Biar aku bisa jalan jalan ke blogmu, silahkan tinggalkan komen di postingan ini yah