September 3, 2019

Sharing "Istiqomah Membuat Anak Memanfaatkan Gadget dengan Benar" dari Matapena Semarang 2019


Assalamualaikum,

Jumat kemarin, saya dan suami ikut acara Matapena oleh Abah Ihsan, jadi matapena ini adalah semacam kajian parenting (PSPA tepatnya) yang pesertanya adalah alumni PSPA Abah Ihsan (link langsung ke IG). Nah, mumpung pas saya dan suami di acc cutinya, kami berdua sepakat meluncur bareng ketemuan di Semarang (saya dari Jogja, dan suami dari Kuningan – maklum kami LDR-), dan anak anak ikut saya, sembari menunggu di fasilitas daycare matapena selama acara berlangsung.

Foto dari panitia

Matapena ini mengangkat tema tentang gadget untuk anak. Ada 3 point penting yang perlu diterapkan ketika kita memberikan gadget ke anak, apa saja? Kalau kata abah ihsan, ada 3D antara lain, dibutuhkan, didampingi, dan dipinjamkan.
Sebelum dijabarkan, sebelumnya perlu digarisbawahi gadget disini adalah smartphone (hp) yah

Dibutuhkan
Kalau untuk sekelas anak sebelum 17 tahun, kebutuhan akan gadget sebenarnya untuk apa sih? Ngobrol dengan teman sekolah, mengerjakan tugas, main game, atau untuk sekedar punya? Saat acara kemarin, jawabannya banyak banget, ada yang untuk mengerjakan tugas, ngobrol dengan guru atau teman sekolah, sebagai cermin buat ngaca LOL, pengingat adzan (weleh...), malah anak abah sendiri minta dibelikan hp biar bisa murojaah setiap hari (hihi, masya Allah), ada juga yang menjawab sebagai alat pencari informasi aka google, atau sekedar cari ojek online.

Betul semuanya ? ya betul dong, jaman sekarang semua sudah dibungkus 1 paket, di alat yang namanya smartphone, makanya smart bukan fool J

Balik lagi ke masalah anak, apakah mereka butuh?
Aku butuh buat komunikasi sama temen à bisa pakai hp ayah bunda
Aku butuh buat telepon ayah (kalau LDR) à bisa pakai hp bunda
Aku butuh buat foto à ada kamera yang bisa dipakai kan
Aku butuh buat bikin jadwal (time schedule) à ada agenda yang bisa dipakai
Kalkulator? à ya pake kalkulator
Al-Quran ? à bisa pakai MP3 atau gadget yang memang buat baca tulis aja (yang ga ada support sinyal)
Tapi aku butuh privasi à di dalam keluarga ada privasi, tapi untuk hp akan ada masanya sendiri ketika kamu butuh.
Ojek online? à kalau ini lebih baik orangtua yang pesenin buat anak. Ada peraturan di setiap ojol, pengguna aplikasi adalah 17 dan 21 tahun ke atas (jujur saya baru tahu loh saat abah bilang ini)
Untuk main game? à bisa pinjam ayah bunda
Untuk youtube ? à bisa pinjam ayah bunda
Untuk belajar à apakah ada media yang bisa digunakan selain hp? Karena nanti pasti akan nagih minta main hp, dan bilangnya mau belajar 

Dan kalau anak ditungguin ngelesnya, bakal banyak banget jawabannya.
Apapun ngelesnya, jawabannya balik, apakah anak benar benar butuh? Dan balik lagi ke keputusan orang tua yaa, dan intinya jadi orangtua jangan kehabisan VOCAB untuk jawab pertanyaan anak

Didampingi
Didampingi aka kepo ? hehe...
Tergantung lihatnya dari sudut mana. Penjelasan singkatnya begini,
Kalau anak kita mau bisa renang, apakah kita akan langsung bilang “Ok, kita cari pelatih renang ya” atau “ok, kamu silahkan nyebur aja ke kolam” ?
Yakin deh, orang tua dengan akal sehat akan pilih cari pelatih yang bisa ajari dia cara berenang dengan aman

Ini sama dengan

Ketika kita fasilitasi anak dengan hp, dia akan memiliki akses tidak terbatas untuk mengakses banyak hal di dunia ini. Sudah pakai youtuber kids? Kalau anaknya sudah bisa ngetik atau bahkan cuman ngomong pake voice notes “cara membuka blokir youtube kids, cara membuka blokir VPN” (modyar ra kowe lek VPN dibuka :P LOL), ya berakhirlah proteksi orangtua di HP tersebut. Sudah kah kita kasih panduan ke anak anak tentang bagaimana mengoperasikan hp dengan benar? Dengan aman?

Oleh karena itu perlu didampingi selama pegang hp. Saya ada anak sepermainan Akta di rumah yang dikasih waktu untuk pegang hp, di depan ortunya dia buka aman aman saja, eh tapi kemudian saya dilapori Akta kalau anak itu buka video yang isinya anak bayi (entah lupa dipukul, atau ditusukin) sampe luka, huhu, bahkan pas itu Kani juga bilang ada adik bayinya... yah walalupun itu animasi, tapi kan ya ga aman juga nonton begituan. Dan sampai sekarang saya belum berani bilang ke orangtuanya, karena orangtuanya mental (masa bodo, yang menganggap anaknya sudah dilindungi sedemikian rupa sehingga aman aman saja) kalau diingatkan tentang anaknya, ga cuman saya, tetangga yang lain pun bingung ngomongnya gimana, hiks.  

Dipinjamkan
Dipinjamkan saja hpnya sesuai kebutuhan anak. Butuh menanyakan tugas ke teman? Ya pinjamkan saja whatsapp kita ke dia. Beberapa sekolah malah gurunya (masih SD lo) membagikan tugas via whatsapp di grup kelas ke muridnya, ya pinjamkan saja no hp kita masuk grup kelas anak, atau mereka butuh cari sesuatu di google, ya pinjamkan hp saja, atau sekalian saja sediakan laptop/komputer yang diletakan di tempat terbuka.
Untuk games bagaimana? Kalau saya beda lagi, saya sudah uninstall semua games di hp, wkwkw, dan dipindah ke hp kantor yang bisanya cuman main di kantor, wkwkwkw.
Di rumah kami, mengikuti cara abah Ihsan, dikasih kesempatan youtube maupun games berupa “waktu bermain” yang bersifat hadiah. Bukan dijadwal.
Yang namanya hadiah, itu sewaktu waktu atau tidak terjadwal, tidak bisa diminta maupun dipaksa. Jadi kalau saya pas baik, ya saya kasih hp “nih boleh liat youtube” trus nanti mata Akta Kani berbinar binar kayak ga pernah dikasih youtube, wkwkwkw. Maaf ya nak...

Kalau mereka nagih? Ya diingatkan, bunda ga pernah kasih jadwal, kemarin kan dikasih hadiah aja sama bunda.

Kalau nangis? ya dinikmati wae, wkwkw, mau marah ya gpp, mau dipeluk ya gpp, bunda/ibu/mom/emak juga bisa marah kok, ga bisa sempurna terus menerus... saya bukan dalam konten mencontohkan bunda sempurna 100%, hehe... terserah kalian baee

Nah, 3D itu saja sih inti dari matapena kemarin. Mau kasih anak hp boleh boleh aja, apalagi sekarang hp juga murah, insya Allah dimampukan. Tapi sekali lagi dicek
Anak anak butuh ga?Butuhnya urgent banget ga?Masih bisa ga kalau hpnya numpang di kita?Dan kalaupun dikasih hp, aman ga buat anak anak?

Dan apa sih peluang rugi buat kita kalau ga nurutin anak anak dikasih smartphone? Ruginya adalah... anak anak akan rewel buibuuu (aarrghh... saya tau rasanya, KZL memang, hehe), tapi ya ituu insya Allah akan rewel doang.

Ada yang bilang saat MATAPENA kemarin, “Abah kalau anak ga dikasih hp, mereka jadi kudet... nanti temennya bahas apa, dia malah ga nyambung, kasian”
Jawaban Abah : se update apapun informasi yang ada di dunia ini, ga ada manusia yang bisa menguasasi semua informasi. Dan semua informasi yang didapat itu harus dipilah, mana yang benar dan mana yang salah. Kemudian, apapun bahasan yang dibahas oleh teman teman anak, sebenarnya tergantung dengan anak kita temenan sama siapa sih sebenarnya.
Misalnya :
X :  eh tau ga game mobile legend ku udah sampe level xxxx
Y : aku gatau tentang mobile legend, aku ga punya hp buat mainannya
X : yah kamu kudet , mainan sekarang aja gtw
Y : kamu tau ga tentang bahasan Quran surat ABC yang bahas tentang DEF
X : nakjfnafon kflnafoa......

Hehehe... kenapa X dan Y ga nyambung? Ya karena mereka beda komunitas, beda bahasan, jadi sebenarnya kita takut anak kita kudet tentang apa? Begitu kira kira... penjabaran tulisan saya bisa dipahami ga ya? Takutnya salah persepsi dan bikin salah paham.

Pernah ga bunda kalah sama kemauan anak-anak tentang keinginan mereka main youtube ? Mungkin pernah, kalaupun kalah, saya tawarkan ke mereka, mereka mau kasih apa ke saya. Saya juga manusia biasa, yang bisa KZL liat anak nangis di tempat umum, tapi ya gimana lagi... bismillah semoga dimudahkan. Atau kadang saya bilang, “yaa ini bunda kasih hadiah bisa liat youtube xx menit karena tadi kakak/adik sudah xx. Tapi besok enggak lagi yaa” . Dan lama kelamaan alhamdulillah anak anak bisa diajak kerjasama kok, kalau sudah waktunya habis nanti mereka sukarela kasih hpnya, dan bilang terimakasih ya ma... dan ini ga cuman 1-6 bulan, kayaknya buat Akta ini karena kebiasaaan tahunan deh, hehhee, dan buat Kani, dia hanya akan meniru kakaknya. Yang PEER banget, kalau lagi mudik, liat saudara nya main hp, wah mulai deh crangky nya J ada yang begitu juga? Hehe. Ya karena mereka main hp dijadwal, sedangkan anak saya mainannya ga dijadwal jadi pasti akan selalu heboh tiap mudik. Haha... nikmati bae bunddd

Tapi bun, saya kasih hp biar anak anak anteng selama saya main sama temen saya. Gimana dong ?
--- Sekali lagii, intinya 3D aja ^^ saya yakin ga ada orangtua yang mau anaknya jatuh terperosok... saya ga bahas tentang efek negatif hp, atau anti sama orangtua yang kasih anak nya hp. Tulisan ini hanya sebagai tips (dari PSPA yang saya ikuti) dan pengingat saya tentang ketika kita kasih anak anak hp, sudahkah 3D terpenuhi, itu saja Kalau orangtua merasa aman, yasudah silahkan saja 

Salam, 
xoxo
Rachma


1 comment:

  1. Wah, ini acara keren. Sebelum anak terjerumus dalam keasyikan bergadget ria, ortu mesti melakukan tindakan preventif. Tapi zaman now, beberapa ortu kadang merasa gengsi naik bila anak balita (bahkan batita) mereka piawai main gadget.

    ReplyDelete

Biar aku bisa jalan jalan ke blogmu, silahkan tinggalkan komen di postingan ini yah